

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Malang menyelenggarakan Seminar Nasional Pendidikan dengan tema Mendidik Siswa Generasi Z, Rabu (5/4/2017).
Dekan FKIP Unisma Bapak Dr. Hasan Busri, M.Pd. dalam sambutannya menjelaskan Generasi Z yang merupaka generasi yang lahir pada periode 1995 sampai 2010. Pada generasi ini muncul teknologi informasi yang sangat masif, interaktif manusia bermetamorfosis menjadi media sosial yang sifatnya online.
“Ilmu pengetahuan bukan lagi milik otoritas perorangan, dengan sangat mudah ilmu pengetahuan didapat. Bahkan materi yang akan disampaikan di ruang-ruang kelas sudah dengan mudahnya didapat di internet,” paparnya.


Sedangkan Dr. H. Nur Fajar Arief, M.Pd. selaku narasumber memaparkan banyak hal bagaimana mendidik generasi Z dalam perspektif Kurikulum 2013. Menurut Arief, seorang guru harus memenuhi 4 kompetensi utama seorang guru guna melaksanakan standar nasional pendidikan.
Menurut Arief, dalam pembelajaran generasi Z perlu peningkatan pembelajaran yang menekankan life style, kritis, dan kreatif. Oleh karenanya diperlukan pembelajaran yang mengaktifkan siswa dan pembelajaran yang memudahkan untuk memahami isi pembelajaran.
“Misalnya dalam pembelajaran membaca teks diperlukan teknik pembelajaran jigsaw untuk mengaktifkan siswa, tetapi untuk memahami bagaimana cara menemukan ide pokok diperlukan teknik SQ3R. Penggabungan inilah yang diperlukan dalam model pembelajaran saat ini,” tambahnya.


Sementara itu narasumber kedua Prof. Dr. Gunadi Harry Sulistyo, M.A. lebih banyak membicarakan tentang implementasi pembelajaran pada generasi Z.


Menurutnya memahami karakteristik siswa generasi Z itu penting. Sehingga dalam membawa pemahaman akan peserta didik Gen Z ini dapat mengambil teknik pembelajaran yang sesuai.
Ide yang disampaikan oleh Gunadi adalah SALTAS yang berarti Students active learning under teachers active scaffolding. Dalam saltas ini ada Problem based learning, project based learning, experiential learning, inquiry based learning, task based learning, theme based learning, cooperative learning, dan paikem gembrot (pembelajaran aktif inovatif kreatif menyenangkan gembira berbobot).


Gunadi juga menegaskan perlunya memadukan pembelajaran berbasis teknologi, misalnya dengan Flipped classroom model, edmodo, dan sebagainya.(*)
http://www.timesindonesia.co.id/read/145577/2/20170405/150133/tantangan-guru-teknik-pembelajaran-bagi-siswa-generasi-z/