Universitas Islam Malang (UNISMA) terus menggenjot usaha-usaha peningkatan kualitas baik kualitas akademik maupun manajerial. Dalam rangka meningkatkan kualitas akademik, UNISMA tadi siang (16/02/13) pukul 14.00 – 16.00 WIB melaksanakan Sarasean Nasional dengan menghadirkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Prof. Dr. H. Mohammad Nuh sebagai Narasumber. Sarasean yang diikuti oleh para pimpinan dan civitas akademika UNISMA dan digelar di Gedung Seminar Oesman Mansoer mengambil tema “Pengembangan Mutu Pendidikan di Indonesia Guna Menciptakan Daya Saing Bangsa”.
Rektor UNISMA, Prof. Dr. H. Surahmat, M.Si dalam sambutannya mengatakan “UNISMA sekarang terus melakukan usaha-usaha peningkatan dalam berbagai hal. Sekarang UNISMA melakukan pembangunan fisik dalam rangka memenuhi kebutuhan jumlah ruang yang diperlukan baik untuk perkuliahan maupun kantor dengan biaya sendiri. Usaha-usaha pengembangan ini kami lakukan guna memenuhi tanggung jawab kami kepada pemerintah dan para tokoh NU (Ma’arif), serta kepada umat. Kampus UNISMA dibangun di atas tanah yang diwaqafkan oleh Ma’arif pada UNISMA. Kami menyampaikan terima kasih kepada Bapak Menteri yang bekenan menghadiri undangan kami guna memberikan pencerahan pada para sivitas akademika UNISMA”.
Mendikbud RI merasa kagum melihat perubahan dan kemajuan yang terjadi di UNISMA, terutama kegiatan akademik dan pembangunan fisik. Pembangunan fisik yang luar biasa sangat berkesan pada Manteri karena gedung Lantai Tujuh yang sedang dibangun sekarang ini dibiayai sendiri oleh UNISMA.
- Banyak pokok pikiran yang dikemukakan oleh Mendikbud dalam acara Sarasean Nasional tersebut, yang antara lain sebagai berikut:
- Perubahan kurikulum yang digagas yang akan diimplementasikan pada tahun 2013 ini bukan direncanakan tanpa alasan. Perubahan kurikulum 2013 ini telah dirancang secara matang dan mempertimbangkan perubahan kurikulum antar waktu sebelumnya dan kebutuhan yang berkembang di masyarakat.
- Kehidupan ini terus berubah dan berkembang. Semua bidang kehidupan manusia berkembang dan kebutuhan masyarakat (pembangunan) juga berkembang. Kalau kehidupan terus berubah dan berkembang apakah tidak mungkin kurikulum itu untuk diubah dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.
- Kebutuhan yang menjadi tuntutan masa depan adalah kebutuhan peningkatan kompetensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Kebutuhan ini tidak bisa dihindari karena pasti terjadi.
- Guru sekarang, pada kurikulum 2013, sudah tidak dibebani membuat silabus, sehingga waktu lebih banyak digunakan untuk kegiatan siswa. Jika guru dibebani membuat silabus maka waktu guru habis untuk membuat persiapan, sehingga siswa dirugikan.
- Realitas kehidupan masyarakat kita sekarang sudah banyak tidak memiliki sikap santun pada sesama. Akhlak masyarakat kita, khususnya kaum muda (siswa) mengalami penurunan. Oleh sebab itu maka di pekerti (akhlak) para siswa harus ditingkatkan. Caranya adalah mata pelajaran agama dan budi pekerti harus ditingkatkan.
- Bagi guru dalam memberikan materi hendaknya mempertimbangkan potensi siswa yang beragam. Oleh karena itu ada empat hal yang harus dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran, yakni: mengobservasi, bertanya, mencoba, dan menalar.
- Guru dalam melakukan evaluasi tidak hanya mengajukan pertanyaan “berapa ditambah berapa menjadi sepuluh”. Pertanyaan ini sangat membatasi potensi dan perkembangan siswa. Kalau pertanyaannya demikian, maka siswa hanya diajari pertambahan saja. Coba guru itu mengajukan soal “Lakukan perhitungan yang jumlahnya sepuluh dengan perhitungan tertinggi dua puluh”. Maka siswa bisa menjawab 20 – 10 = 10 atau 19 – 9 = 10 dan lain sebagainya, sehingga kemampuan menalar siswa berkembang secara berkelanjutan.
Para peserta seminar sangat terkesima mengikuti paparan materi sarasean yang disajikan oleh Mendikbud. Mereka semakin kagum karena Menteri sering menyisipkan ayat-ayat al-Qur’an dan Hadist terkait dengan materi paparannya. Tidak berlebihan jika Mendikbud bisa dijuluki “Menteri yang Kiai”. Mendikbud yang sangat menguasai materi dan cerdas dalam menyampaikannya serta penampilan fisik yang kalem dan mudah senyum sebagian peserta sarasenan berucap “Subhanallah”. Suatu kekaguman yang luar biasa. Rektor UNISMA dan jajarannya merasa sangat puas, begitu juga para peserta.